gasgus.org, Jakarta – Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar menghadiri Kemah Nasional Pemuda Lintas Iman yang digelar Badan Persaudaraan Antariman (Berani) PKB di Buperta Cibubur, Jakarta, Sabtu, 29 November 2025. Kegiatan ini mempertemukan pemuda dari berbagai agama dalam satu perkemahan untuk belajar, berdialog, dan menguatkan nilai kebangsaan melalui semangat keberagaman.
Di hadapan ratusan peserta, Muhaimin yang akrab disapa Cak Imin menekankan bahwa agama semestinya menjadi sumber energi kebaikan dan perdamaian, bukan sebaliknya menjadi pemicu perpecahan. Ia memandang Kemah Lintas Iman sebagai ruang belajar kolektif yang penting bagi generasi muda di tengah dinamika kebangsaan dan keberagaman Indonesia.
“Kemah ini menjadi forum untuk saling belajar antaragama, membangun cinta antaragama, dan memahami sejarah agama-agama. Semua agama punya kontribusi bagi bangsa dan kemanusiaan,” ujar Cak Imin dalam sambutannya.
Sebagai Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin menilai pengalaman langsung yang diperoleh peserta selama mengikuti kemah lintas iman ini setara dengan pendidikan perbandingan agama. Bedanya, kata dia, pembelajaran di perkemahan dilakukan melalui perjumpaan dan pengalaman bersama, yang bertumpu pada rasa, cinta, serta komitmen untuk bersatu.
“Agama bisa menjadi peluang memajukan bangsa, meski kadang disalah tafsirkan hingga menjadi beban. Saatnya agama mengevaluasi diri sebagai kekuatan spiritual yang produktif bagi kemajuan bangsa dan negara,” tegasnya.
Di sisi lain, Kemah Lintas Iman juga dimaknai sebagai upaya memulihkan peran agama di ruang publik, agar tidak mudah diperalat sebagai alat politik identitas maupun kepentingan sempit. Melalui pertemuan antar pemuda lintas iman, panitia berharap tumbuh cara pandang baru bahwa perbedaan keyakinan bukan ancaman, melainkan kekuatan untuk merawat Indonesia.
Ketua Umum DPP Berani, Pendeta Lorens Manuputty, menjelaskan bahwa program Kemah Lintas Iman dirancang untuk memperkuat ideologi Pancasila, demokrasi, hak asasi manusia, serta nilai keberagaman. Menurut dia, kegiatan ini selaras dengan visi pemerintah menyongsong Indonesia Emas dan mendukung agenda pembangunan nasional.
“Meski terlihat harmonis di tingkat elite, gesekan antaragama masih terjadi di akar rumput. Karena itu program ini disusun sebagai ruang perekat keberagaman,” jelas Lorens.
Kemah Nasional Pemuda Lintas Iman ini diikuti peserta dari enam agama berbeda di Indonesia. Mereka berbaur dalam berbagai aktivitas bersama, mulai dari diskusi, permainan kolaboratif, hingga sesi refleksi yang menyinggung isu kesetaraan gender dan inklusi sosial. Seluruh rangkaian acara dirancang agar dialog antariman tidak berhenti pada tataran wacana, tetapi menyentuh praktik hidup sehari-hari.
Bagi penyelenggara, kemah ini menjadi momentum penting untuk merawat toleransi dan memperkokoh persaudaraan lintas keyakinan. Melalui dialog dan perjumpaan langsung, kegiatan ini diharapkan melahirkan generasi muda yang menjadikan ajaran agama sebagai pendorong kemajuan, perdamaian, serta persatuan bangsa.